Selasa, 07 September 2010

KRISIS RI - MALAYSIA

Konflik ini bermula karena permasalah dari pelepasan 7 nelayan asal Malaysia bersamaan 3 petugas KKP dari Indonesia (barter). Diduga bahwa Malaysia menangkap 3 petugas KKP tanpa alasan yang jelas dan publik menganggap terjadi penyanderaan terhadap 3 petugas KKP untuk melakukan penukaran dengan 7 nelayan asal Malaysia yang telah ditangkap oleh Indonesia dkarenakan 7 nelayan tersebut berlayar di perbatasan Indonesia.

Dalam pidato SBY pada hari Rabu, 1 September 2010 ( pukul 20.15). Presiden mengatakan bahwa masalah tersebut akan diselesaikan melalui jalur diplomasi, dan diperoleh informasi bahwa pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan  investigasi atas masalah perlakuan terhadap 3 petugas KKP tersebut.

Analisa :

Saya sangat setuju bahwa masalah ini diselesaikan melalui jalur diplomasi, karena kita tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal oleh Dunia sebagai negara yang menjunjung tinggi Perdamaian. Bahkan Indonesia sudah beberapa kali berhasil meredam konflik-konflik yang terjadi dibeberapa negara di Asia Tenggara.

Kita sebagai warga negara yang baik seharusnya mendukung dan menghormati tindakan yang telah diambil oleh pemerintah kita. Akhir-akhir ini sering terjadi demo di beberapa wilayah Indonesia karena rakyat memprotes pemerintah yang tidak bisa bertindak tegas kepada negara tetangga kita (Malaysia). Massa tidak hanya membakar bendera Malaysia, tetapi juga melempari gedung kedutaan Malaysia menggunakan kotoran. Massa ingin pemerintah menyatakan perang kepada Malaysia. Aksi ini sangat tercela dan saya sebagai warga negara Indonesia juga merasa kecewa dengan tindakan para pendemo. Saya setuju bahwa penyebab konflik-konflik yang terjadi antara RI-Malaysia adalah dikarenakan tidak adanya suatu penetapan perbatasan yang jelas dan SBY akan segera membicarakan masalah ini dengan Perdana Menteri Malaysia agar segera menyelesaikan masalah perbatasan RI-Malaysia.

Menyelesaikan masalah ini dengan perang bukanlah hal yang tepat, mengingatkan kita bahwa Malaysia memiliki kekuatan militer yang selevel diatas Indonesia. Apalagi, Malaysia adalah anggota aliansi Five Power Defence Arrangements (FPDA) bersama Singapura, Selandia Baru, Australia, Dan Inggris. Dengan kata lain, jika Malaysia mengaktifkan klausul bahwa serangan atas satu negara anggota akan merupakan serangan terhadap anggota aliansi lainnya, dan Indonesia bisa dikeroyok empat negara lain. Selain itu, teknologi persenjataan Malaysia saat ini lebih modern daripada Indonesia.

Pontianak Post, 2 September 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar