Kamis, 23 September 2010

Jangan Persulit Pembuatan KTP


SANGGAU – Bandi, seorang pemuda yang tinggal di Desa Semombat Kecamatan Jangkang mengeluhkan pelayanan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Sanggau, karena sudah berminggu-minggu Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya tak juga kelar.“Saya sudah bolak-balik ke Sanggau, namun KTP saya belum juga selesai. Padahal ongkos dari kampung kami ke Sanggau tidak murah denga kondisi jalan jelek. Kalau dulu, membuat KTP bisa dilakukan di kecamatan, tapi sekarang sudah tidak bisa lagi, harus mengurus sendiri langsung ke Sanggau,” keluhnya.Hal yang sama juga dirasakan oleh Pak Luk, Ketua RT 7 Desa Sompu juga mengeluhkan tentang sulitnya proses pembuatan KTP. Dituturkannya, sejak 28 Agustus 2010 lalu, dia telah mengajukan permohonan. Namun sampai sekarang tak kunjung beres. Bahkan, petugas di Dukcapil mengatakan kepadanya, arsip miliknya sulit dicari.

Analisa :
Ini kemungkinan disebabkan karena terbatasnya saran dan prasana. Seharusnya pemerintah baik eksekutif maupun legislatif melibatakan masyarakat dalam penyiapan atau pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) dan Peraturan Daerah (Perda). Sesuai pasal 53 UU no. 10 Tahun 2004, masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan RUU dan Raperda.
Dalam hal ini, seharusnya melibatkan RT, Kades tanpa menghilangkan kewenangan dinas terkait. Kalau pemerintah terus membiarkan hal tersebut, maka yang terjadi hanyalah masyarakat harus mengeluarkan biaya yang mahal, sulit, dan kepengurusan yang semrawut. Jika pemerintah bertujuan untuk melayani masyarakat, maka dalam pembuatan KTP haruslah murah, cepat, dan ada kepastian.

Sumber : Pontianak Post, 23 September 2010

Kamis, 16 September 2010

Senjata Mainan Makan Korban



















KORBAN TEMBAK: Erni Wahyuni sesekali mengusap mata sebelah kanannya yang sebelumnya akan dioperasi karena tak dapat melihat akibat tertembak senjata plastik buatan China di RSU Promedika. Warga asal Siantan ini tertembak oleh keponakannya sendiri. MAHMUD MUNTAZAR/PONTIANAKPOST
PONTIANAK - Senjata mainan sudah makan korban di Pontianak. Tembakan peluru nyasar senjata mainan mengenai mata sebelah kanan seorang remaja putri, Erni Wahyuni, 17, warga Jalan GM Situt Mahmud, Parit Pekong, Pontianak Utara, Senin (13/9). Kini dia sedang menjalani perawatan intensif di RSU Promedika. Akibat terkena tembakan di bagian mata, korban mengalami gangguan penglihatan. Bola mata hitamnya memerah. Karena terjadinya pembekuan darah. Keluarga korban masih menunggu kepastian mengenai kelanjutan pengobatan. Pasalnya, bila dalam dua hari kondisi mata korban  tidak memperlihatkan perkembangan. Dokter menganjurkan untuk dioperasi.


“Kami masih menunggu pemeriksaan dokter. Kata dokter, dalam dua hari kalau darah yang membuka di bola mata tidak mencair harus dioperasi. Tapi sekarang merahnya sudah agak berkurang,” kata Sunarti, 28, bibi korban, Selasa (14/9). Ketika dijumpai di rumah sakit, korban masih terbaring lemah sambil terus  memejamkan mata. Karena untuk berkedip sekalipun dia masih merasakan sakit. Menurut Sunarti, sewaktu mata korban terkena peluru, korban langsung terpejam untuk menahan rasa sakit. Pihak keluarga melarikan Erni ke Puskesmas Siantan sebelum dibawa ke rumah sakit atas rujukan Puskesmas. Menurut Sunarti, Erni merupakan korban dari pistol mainan yang ditembakkan sepupunya, Noval, 4.  Ketika sedang berada di ruang dapur. Noval dengan Erni posisinya berhadapan langsung. Waktu ditembak, Erni sedang  mengirim pesan singkat melalui telepon genggam miliknya dalam posisi duduk.


Noval merupakan anak dari Sunarti. Sunarti menambahkan, mula penembakan adalah korban ingin mencegah Noval menembak Dhea (4,5). Duduk Dhea bersebelahan dengan korban. Dhea masih sepupu sama Noval maupun Erni. Dhea berkunjung ke rumah Noval bersama ibunya, Yosalifa, 20, untuk silaturahmi lebaran. “Dia (Noval) ingin menembak Dhea tapi dicegah Erni. Tapi Erni jadi yang Noval tembak,” kata Sunarti yang didampingi suaminya, Syamsul, 32. Menurut Sunarti, pistol mainan yang digunakan buat menembak Erni merupakan senjata atas pemberian sepupunya, Amir, 10. Hari pemberian sama dengan peristiwa penembakan. “Semula Noval memang pernah meminta belikan pistol mainan. Tapi tidak kami hiraukan permintaannya. Tahunya, ada diberi pistol sama Amir,” kata Sunarti. (stm)

Analisa :

Dalam kasus seperti ini aparat seharusnya segera mengambil tindakan agar kejadian ini tidak terulang lagi di tempat lain. Aparat harus segera menyita mainan tersebut dari toko-toko mainan yang menjual senjata mainan tersebut. Agar orang tua merasa lebih aman, sebaiknya mainan tersebut dilarang masuk ke pasar Indonesia supaya korban tidak bertambah.

Selain itu, kontrol orang tua terhadap mainan anak juga sangat penting. Orang tua harus mampu memilah mainan seperti apa yang boleh diamainkan anaknya, supaya jangan sampai anak bermain dengan mainan yang membahayakan keselamatan mereka sendiri. Sebaiknya orang tua menemani anaknya waktu membeli mainan, jadi anak tersebut masih berada dalam pengawasan orang tua. Jika orang tua kurang tahu soal fungsi mainan tersebut, orang tua bisa menanyakan kepada pemilik toko tersebut bagaimana cara kerja mainan tersebut sebelum memutuskan untuk membeli mainan tersebut.

Dalam kasus ini, saya lebih menyarankan agar setiap orang tua mengawasi aktifitas bermain sang anak dan memilih mainan yang tepat dan tidak membahayakan untuk buah hati mereka.

Sumber : Pontianak Post, 15 September 2010 , 09:15:00

Selasa, 07 September 2010

KRISIS RI - MALAYSIA

Konflik ini bermula karena permasalah dari pelepasan 7 nelayan asal Malaysia bersamaan 3 petugas KKP dari Indonesia (barter). Diduga bahwa Malaysia menangkap 3 petugas KKP tanpa alasan yang jelas dan publik menganggap terjadi penyanderaan terhadap 3 petugas KKP untuk melakukan penukaran dengan 7 nelayan asal Malaysia yang telah ditangkap oleh Indonesia dkarenakan 7 nelayan tersebut berlayar di perbatasan Indonesia.

Dalam pidato SBY pada hari Rabu, 1 September 2010 ( pukul 20.15). Presiden mengatakan bahwa masalah tersebut akan diselesaikan melalui jalur diplomasi, dan diperoleh informasi bahwa pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan  investigasi atas masalah perlakuan terhadap 3 petugas KKP tersebut.

Analisa :

Saya sangat setuju bahwa masalah ini diselesaikan melalui jalur diplomasi, karena kita tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang dikenal oleh Dunia sebagai negara yang menjunjung tinggi Perdamaian. Bahkan Indonesia sudah beberapa kali berhasil meredam konflik-konflik yang terjadi dibeberapa negara di Asia Tenggara.

Kita sebagai warga negara yang baik seharusnya mendukung dan menghormati tindakan yang telah diambil oleh pemerintah kita. Akhir-akhir ini sering terjadi demo di beberapa wilayah Indonesia karena rakyat memprotes pemerintah yang tidak bisa bertindak tegas kepada negara tetangga kita (Malaysia). Massa tidak hanya membakar bendera Malaysia, tetapi juga melempari gedung kedutaan Malaysia menggunakan kotoran. Massa ingin pemerintah menyatakan perang kepada Malaysia. Aksi ini sangat tercela dan saya sebagai warga negara Indonesia juga merasa kecewa dengan tindakan para pendemo. Saya setuju bahwa penyebab konflik-konflik yang terjadi antara RI-Malaysia adalah dikarenakan tidak adanya suatu penetapan perbatasan yang jelas dan SBY akan segera membicarakan masalah ini dengan Perdana Menteri Malaysia agar segera menyelesaikan masalah perbatasan RI-Malaysia.

Menyelesaikan masalah ini dengan perang bukanlah hal yang tepat, mengingatkan kita bahwa Malaysia memiliki kekuatan militer yang selevel diatas Indonesia. Apalagi, Malaysia adalah anggota aliansi Five Power Defence Arrangements (FPDA) bersama Singapura, Selandia Baru, Australia, Dan Inggris. Dengan kata lain, jika Malaysia mengaktifkan klausul bahwa serangan atas satu negara anggota akan merupakan serangan terhadap anggota aliansi lainnya, dan Indonesia bisa dikeroyok empat negara lain. Selain itu, teknologi persenjataan Malaysia saat ini lebih modern daripada Indonesia.

Pontianak Post, 2 September 2010